EKSPLORASI BRYOPHYTA DI KAWASAN WISATA COBAN PELANGI, KECAMATAN PONCOKUSUMO-KABUPATEN MALANG
DOI:
https://doi.org/10.32556/floribunda.v6i7.2021.358Abstract
Bryophyta (lumut) adalah salah satu kelompok tumbuhan sederhana yang dapat ditemukan di area sedikit cahaya dan lembab. Mengingat pentingnya peran lumut bagi alam dan juga belum adanya data mengenai jenis-jenis lumut di kawasan wisata Coban Pelangi, maka penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis-jenis tumbuhan lumut yang tumbuh di kawasan wisata Coban Pelangi Poncokusumo, Kabupaten Malang-Jawa Timur. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode eksploratif. Penelitian ini dilakukan di sepanjang jalur kawasan wisata setelah pintu masuk hingga sekitar air terjun. Hasil penelitian diperoleh 19 spesies lumut yang terdiri atas 1 spesies lumut tanduk, 12 spesies lumut daun dan 6 spesies lumut hati. Empat belas jenis lumut teridentifikasi hingga tingkat spesies dan 5 jenis teridentifikasi hingga tingkat genus. Sebanyak 6 spesies lumut ditemukan tumbuh pada substrat tanah, 6 spesies lumut yang tumbuh pada substrat pohon atau kayu, 6 spesies lumut yang tumbuh di substrat batu dan 1 spesies yang tumbuh pada substrat tanah dan batu.References
Bawaihaty N. 2014. Keanekaragaman Jenis Lumut Di Taman Hutan Raya Sesaot Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Thesis, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Crandall-Stotler BJ & Bartholomew-Began SE. 2007. Morphology of Mosses (Phylum Bryophyta). Flora of North America North of Mexico 27: 3–13.
Carmencita RM. 2012. Keanekaragaman tumbuhan lumut (Bryophyta) hubungannya dengan kondisi lingkungan di Gua Semuluh, Gunung Kidul, Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta.
Eddy A. 1988. A Handbook of Malesian Mosses. Vol.I, II, dan III. Sphagnales to Dicranales. British Museum (Natural History). London.
Fajriah R. 2018. Keanekaragaman Lumut (Bryophytes) pada Berbagai Substrat di Ka-wasan Sungai Pucok Krueng Raba Keca-matan Lhoknga Kabubaten Aceh Besar se-bagai Referensi Praktikum Ekologi Tum-buhan. Skripsi. Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Banda Aceh.
Gradstein SR. 2011. Guide to the Liverwort and Hornswort of Java. SEAMEO-BIOTROP. Bogor.
Gunarathna MABN, Kariyawasam IU & Ruba-singhe SCK. 2016. A Taxonomic Survey of Mosses (Bryophyta ) in the Yagirala Forest Reserve. Proceedings of the Annual Session “Development & Conservation” WILD-LANKA SYMPOSIUM 2016. ISSN 2465–5619.
Haerida I. 2009. Keanekaragaman Lejeuneaceae (Hepaticeae, Lumut Hati) di daerah sekitar PPKAB (Pusat Pendidikan dan Konservasi Alam Bodogol) Taman Nasional Gunung Ge-de Pangkarango, Jawa Barat. Berita Biologi 9 (4): 683–691.
Holt JR. 2010. Taxa of Life. Phylum Anthocerotophyta. http://comenius.susqu.edu/biol/202/ar-chaeplastida/viridiplantae/bryophytes/anthocerotophyta/anthocerotophyta.html
Khujjah M & Ekowati G. 2018. Epiphyte Mosses (Bryophytes) on Plants in Parking Areas Along the Main Line of Brawijaya University. AIP Conference Proceedings 2019, 020008. http://aip.scitation.org.doi/10.1063/1.5061844.
Kindersley TD & Suhono B. 2015. Dalam Wulan Y [editor]. 2015. Ensiklopedia Biologi Dunia Tumbuhan. 6 Lumut. Lentera Abadi. Jakarta.
Mishra R, Pandey PV & Chandra R. 2014. Potential of Bryophytes as Therapeutics. International Journal of Pharmaceutical Sciences and Research 5 (9): 3584–3593. https://doi. org/10.13040/IJPSR.0975-8232.5(9).3584–93.
Junairiah, Nurhariyati T & Sulistyorini L. 2016. Diversity of Bryopsidain the Cangar Forest, Batu, Indonesia. International Journal of ChemTech Research 9 (12): 782–790.
Pouragha M, Wan R & Eghbalian M. 2019. Critical plane analysis for interpreting experimental results on anisotropic rocks. Acta Geotechnica 14: 1215–1225. https://doi. org/ 10.1007/s11440-018-0683-0.
Samti A, Susilo H & Sari MS. 2016. Potensi bryopsida di Hutan Raya R Soerjo sebagai suplemen mata kuliah Keanekaragaman Tum-buhan. Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan Pengembangan 1 (8): 1523–1528. https://doi.org/10.17977/jp.v1i8.6624.
Sulistyowati DA, Lilih KP & Erry W. 2014. Keanekaragaman Marchantiophyta Epifit Zona Montana Di Kawasan Gunung Ungaran, Jawa Tengah. Bioma : Berkala Ilmiah Biologi, 16(1): 26–32. https://doi.org/10.14710/bioma. 16.1.26–32.
Umilia E, Handayeni KDME & Yudhi A. 2016. Pengembangan air terjun Coban Pelangi desa wisata Gubugklakah Kabupaten Malang berdasarkan potensi ekonomi dan sosial masyarakat. Prosiding Seminar Nasional “Perenca-naan Pembangunan Inklusif Desa-Kota” Universitas Andalas, Padang: 103–110.
Wati TK, Tiara, Kiswardianta B & Sulistyarsi A. 2016. Keanekaragaman hayati tanaman lumut (Bryophyta) di hutan sekitar waduk Kedung Brubus Kecamatan Pilang Keceng Kabupaten Madiun. Jurnal Florea 3 (1): 46–51. http://doi.org/10.25273/florea.v3i1.787.
Wilding N, Hedderson T, Ah-Peng C & Malombe I. 2016. Bryophytes of Kenya’s Coastal Forests, a guide to the common species. Indian Ocean Commission, Biodiversity Project. Kenya.
Windadri FI & Susan D. 2013. Keanekaragaman jenis lumut di Kepulauan Raja Ampat, Papua Barat. Buletin Kebun Raya 16 (2): 75–84. https://doi.org/10.14203/bkr.v16i2.31.
Downloads
Published
Issue
Section
License
Copyright (c) 2021 Floribunda
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Authors who publish with this journal agree to the following terms:- Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution License that allows others to share the work with an acknowledgement of the work's authorship and initial publication in this journal.
- Authors are able to enter into separate, additional contractual arrangements for the non-exclusive distribution of the journal's published version of the work (e.g., post it to an institutional repository or publish it in a book), with an acknowledgement of its initial publication in this journal.
- Authors are permitted and encouraged to post their work online (e.g., in institutional repositories or on their website) prior to and during the submission process, as it can lead to productive exchanges, as well as earlier and greater citation of published work (SeeThe Effect of Open Access).